Tugas 1 Audit Teknologi Sistem Informasi
Nama : Dewi Laras Wijayanti
NPM : 12114876
Kelas : 4KA10
Mata Kuliah : Audit Teknologi Sistem Informasi
Daftar Pustaka :
NPM : 12114876
Kelas : 4KA10
Mata Kuliah : Audit Teknologi Sistem Informasi
1.
Peranan Teknologi
Sistem Informasi pada Kehidupan Sehari-hari
Teknologi Informasi adalah istilah umum yang
menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah,
menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. Teknologi Informasi
(TI) menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara,
dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi,
tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam
modern (misalnya ponsel). (id.wikipedia.org)
Pada
zaman modern ini, kehidupan manusia tidak lepas dari peranan teknologi
informasi. Peranan teknologi informasi digunakan untuk membantu aktifitas
manusia dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa penerapan
dari teknologi informasi dan komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia
bisnis, sektor perbankan, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan, peranan teknologi sistem informasi dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
A.
Penerapan
Teknologi Sistem Informasi dalam Dunia Bisnis
Dalam
dunia bisnis teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan
secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet atau televisi, website, atau jaringan komputer
lainnya. E-Commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis. Maka dengan adanya E-Commerce, masyarakat dapat melakukan transaksi
jual beli tanpa harus pergi jauh ke toko yang menjual barang yang
diinginkannya.
B.
Penerapan
Teknologi Sistem Informasi dalam Kesehatan
Sistem
berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui
riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut
para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Digunakannya robot
untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil
pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
C. Penerapan Teknologi Sistem
Informasi dalam Pemerintahan
Mengacu
pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan
intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan
penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi
bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan
internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya
adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara
pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian
menghasilkan hubungan bentuk baru seperti:
· G2C
(Governmet to Citizen), adalah hubungan komunikasi antara individu pemerintah
dan swasta atau penduduk. Komunikasi G2C paling sering merujuk pada apa yang
terjadi melalui Teknologi Informasi Komunikasi.
· G2B
(Government to Business), adalah sebuah interaksi online non-komersial antara
pemerintah daerah dan pusat dan sektor bisnis komersial.
· G2G
(Government to Government), adalah interaksi online non-komersial antara
organisasi pemerintah, departemen, dan otoritas lainnya.
D.
Penerapan Teknologi Sistem Informasi dalam Perbankan
Dalam dunia perbankan, teknologi informasi dan
komunikasi diterapkan melalui adanya transaksi perbankan lewat internet atau
dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan
melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo,
pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.
E.
Penerapan Teknologi Sistem Informasi dalam
Perusahaan
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi banyak
digunakan para pengusaha. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan
setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam
lingkungan kerja. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan
perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprise Resource Planning
(ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem
manajemen dalam perusahaan.
F.
Penerapan Teknologi Sistem Informasi dalam
Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan
komunikasi dimanfaatkan untuk pembelajaran secara elektronik atau dikenal
sebagai E-Learning yang merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Dengan E-Learning, peserta ajar (learner
atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap
ucapan dari seorang guru secara langsung. E-Learning juga dapat mempersingkat
jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Pemanfaatan
Teknologi Sistem Informasi dalam
Bidang Pendidikan Dalam konteks pendidikan, akhir-akhir telah banyak
diperkenalkan model pembelajaran berbasis teknologi dengan berbagai macam
istilah yang digunakan, seperti: Computer Assisted Intsruction (CAI),
Computer Based Education (CBE), ICT, Computer Based Training (CBT), Computer
Based Instruction (CBI), Distance Learning, Distance Education, Cybernetic
Learning Environment (CLE), Desktop Video Conferencing, Integrated Learning System
(ILS), Learner-Cemterted Classroom (LCC), Teleconferencing, WBT (Web-Based
Training), dan sebagainya.Semua istilah tersebut pada intinya sama, yakni
mengacu kepada sistem pembelajaran yang mengandalkan pemanfaatan teknologi.
ü Contoh
pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan di negara-negara maju :
di Amerika Serikat, misalnya, pemanfaatan komputer dan jaringan komputer telah dilakukan sejak tahun 1980-an. setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mengakses bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini ternyata berhasil meningkatkan hasil ujian, penurunan tingkat putus sekolah, dan penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas.
di Amerika Serikat, misalnya, pemanfaatan komputer dan jaringan komputer telah dilakukan sejak tahun 1980-an. setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mengakses bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini ternyata berhasil meningkatkan hasil ujian, penurunan tingkat putus sekolah, dan penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas.
ü Terdapat
salah satu contoh Peran Teknologi Sistem
Informasi Dalam Bidang Edukasi (Pendidikan) untuk
mahasiswa/mahasiswi antara lain:
Dengan media internet
sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam
bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat
dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio
atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan
mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di
atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun
tidak 100%.
Bentuk-bentuk materi,
ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam
web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di
download oleh mahasiswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh
dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi
juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di
dukung dengan metode pembayaran online. Selain pendidikan jarak jauh seperti
pejelasan di atas tadi, ada pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang
pendidikan. contoh lain peran teknologi sistem informasi pada bidang pendidikan
adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan
Elektrik (e-library)
Revolusi teknologi informasi tidak hanya mengubah konsep pendidikan di kelas tetapi juga membuka dunia baru bagi perpustakaan. Perpustakaan yang biasanya merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Dengan banyaknya perpustakaan tersambung ke internet, sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas ada di perpustakaan menjadi tidak terbatas.
Revolusi teknologi informasi tidak hanya mengubah konsep pendidikan di kelas tetapi juga membuka dunia baru bagi perpustakaan. Perpustakaan yang biasanya merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Dengan banyaknya perpustakaan tersambung ke internet, sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas ada di perpustakaan menjadi tidak terbatas.
2. Surat
Elektronik (e-mail)
Dengan aplikasi e-mail, seorang dosen, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak kampus dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar kampus, mahasiswa yang menghadapai kesulitan materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak kampus atau dosen bidang studi. Demikian pula untuk dosen yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada mahasiswa.
Dengan aplikasi e-mail, seorang dosen, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak kampus dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar kampus, mahasiswa yang menghadapai kesulitan materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak kampus atau dosen bidang studi. Demikian pula untuk dosen yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada mahasiswa.
3. Ensiklopedia
Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio.
Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio.
4. Jurnal
atau Majalah Ilmiah
Salah satu argumentasi umumnya di dunia pendidikan Indonesia adalah kurangnya akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet sehingga memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terkahir yang ada di seluruh dunia.
Salah satu argumentasi umumnya di dunia pendidikan Indonesia adalah kurangnya akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet sehingga memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terkahir yang ada di seluruh dunia.
5. Pengembangan
Homepage dan Sistim Distribusi Bahan Belajar Secara Elektronik (Digital)
Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk kampus maya (virtual campus) sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam.
Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk kampus maya (virtual campus) sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam.
6. Video
Teleconference
Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi anak-anak di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di kampus merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat social. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang dosen.
Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi anak-anak di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di kampus merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat social. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang dosen.
2.
Kendala-kendala
pada Teknologi Sistem Informasi
Dalam penerapan
teknologi sistem informasi terdapat Kendala-kendala yang terjadi adalah antara
lain :
1)
kendala
penerapan teknologi Informasi dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang
baik (“good governance”).
Berkaitan dengan peran
teknologi informasi dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance), sebagian besar departemen/institusi tampaknya akan memerlukan
waktu untuk mempersiapkan diri. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemanfaatan
teknologi informasi di sebagian besar departemen/institusi seperti pada
kasus-kasus berikut:
Dalam konteks penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik, teknologi informasi masih dianggap sebagai alat
“pengotomasi proses”, yang diharapkan dapat mengurangi proses yang dilakukan
secara manual (74%) dibanding sebagai alat yang dapat mengurangi birokrasi.
Dalam konteks partisipasi
semua pihak untuk penyusunan kebijakan, teknologi informasi masih dianggap
sebagai alat yang mempermudah pengumpulan informasi ( 79,1%) dibanding sebagai
alat yang dapat membuka komunikasi dengan pihak luar seperti publik atau
instansi lain (52,2%).
Dalam konteks
keterbukaan (transparansi) internal, teknologi informasi masih dianggap sebagai
sarana penyedia akses (55,2%) dibanding sebagai sarana penyediaan informasi
yang lebih spesifik seperti latar-belakang suatu kebijakan misalnya.
Dalam konteks
pelaksanaan suatu kebijakan, teknologi informasi masih dilihat sebagai sarana
untuk mempercepat pelaporan (83,6%) dibanding sebagai sarana untuk membantu
proses monitoring (55,2%).
Dalam konteks
peningkatan kualitas suatu kebijakan, teknologi informasi masih dilihat sebagai
sarana untuk memperluas sumber informasi dan data (79,1%) dibanding sarana yang
dapat menciptakan keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
2)
Kendala dalam
dukungan teknologi informasi untuk pelayanan publik.
Saat
ini informasi yang dapat diakses oleh publik masih amat terbatas sifatnya,
berupa informasi umum mengenai departemen/institusi (67,2%) dan belum berupa
informasi yang berkaitan dengan sistem prosedur atau tata cara yang berhubungan
dengan pelayanan publik (37,3%). Salah satu yang menyebabkan keterbatasan ini
adalah tidak adanya acuan atau panduan di tingkat nasional, seperti yang
diharapkan oleh sebagian besar departemen/institusi tersebut (68,7%) dalam
bentuk suatu kebijakan yang jelas untuk menyebarkan informasi atau data secara
umum kepada publik (71,6%).
Di
sisi lain, sebagian besar departemen/institusi melihat belum mapannya dukungan
infrastruktur (64,2%) dan kurangnya ketersediaan sumber dana dan sumber daya
manusia yang memadai (59,7%) sebagai beberapa kendala yang harus diatasi
sebelum pelayanan publik dengan dukungan teknologi informasi dapat
ditingkatkan.
Dari
sisi dampak positif akan penerapan teknologi informasi dalam pelayanan publik,
sebagian besar departemen/institusi lebih mengharapkan adanya peningkatan
kinerja organisasinya sendiri dalam bentuk meningkatnya pelayanan dan efisiensi
dari birokrasi (85,1%), walaupun sebagian sudah melihat adanya peningkatan
dalam aspek transparansi birokrasi (49,3%).
3)
Kendala
Infrastruktur teknologi informasi
Kondisi
perangkat keras sebagian besar departemen/institusi pemerintah umumnya terdiri
dari PC (92,5%) yang tampaknya telah terhubung dalam suatu jaringan lokal
(91%). Sebagian besar dari institusi ini telah memiliki hubungan ke Internet
melalui ISP (85,1%). Namun demikian, interkoneksi ke Internet ini masih
sederhana konfigurasinya; hal ini terlihat dari kecilnya jumlah institusi yang
menggunakan perangkat Network Security (46,3%) atau Network
Management (35,8%).
Dari
sisi perangkat lunak, sebagian besar departemen/institusi pemerintah
menggunakan aplikasi office automation, seperti word
processing, dll. (80,6%), database management systems (73,1%),
dan aplikasi-aplikasi Intranet, seperti Web Publishing (73,1%).
Walaupun sebagian besar institusi telah menggunakan komputer untuk
fungsi-fungsi yang umum ini, namun demikin masih ada institusi yang sama sekali
belum memanfaatkannya.
Dari
sisi pengembangan infrastruktur teknologi informasi, departemen/institusi
pemerintah masih banyak yang mendapatkan bantuan pihak luar dalam bentuk
konsultasi pengembangan (68,7%); hal ini mungkin mengindikasikan masih belum
memadainya kemampuan internal dalam merencanakan pengembangan infrastruktur
teknologi informasi. Lebih lanjut, sebagian besar institusi menyatakan pola pengembangan
infrastrukturnya dilakukan secara terencana (59,7%). Walaupun demikian, cukup
banyak pula yang menyatakan pola pengembangannya disesuaikan dengan kondisi
keuangan departemen (58,2%).
Dalam
hal pengelolaan infrastruktur tersebut, mereka cukup banyak yang bekerja sama
dengan organisasi pusatnya (79,1%); tampaknya pola “sentralisasi” masih cukup
kuat disini. Suatu bentuk penggunaan informasi secara bersama-sama telah mulai
dilakukan, hal ini tampak dari jawaban cukup banyak departemen/institusi (55,2%).
Namun demikian, kerja sama ini sebagian besar menghadapi kendala dalam bentuk
integrasi data (53,7%) dan integrasi aplikasi (53,7%). Salah satu penyebabnya
kemungkinan adalah belum diterapkannya standarisasi (56,7%).
Dari
sisi kebutuhan infrastruktur teknologi informasi untuk jangka pendek, sebagian
besar departemen/institusi merasakan kebutuhan akan aplikasi dan basis data
sebagai kebutuhan utama (55,2%), diikuti oleh perangkat telekomunikasi dan
akses jaringan komputer global/nasional serta integrasi dengan organisasi lain
yang terkait (43,3%). Sedangkan dari sisi proses/prosedurnya, yang perlu
mendapatkan perhatian adalah panduan manajemen dan operasi (61,2%).
4)
Kendala Sumber
daya manusia dalam bidang teknologi informasi
Ketersediaan
SDM dalam bidang teknologi informasi tampaknya menjadi kendala utama yang
dihadapi oleh sebagian besar departemen/institusi pemerintah (70%). Hal ini
besar kemungkinannya berkaitan dengan pola pengembangan SDM di bidang teknologi
informasi yang kurang menarik minat orang-orang yang berkualitas seperti: a)
masalah dengan gaji dan fasilitas yang kurang memadai (55,2%); b) program
pengembangan SDM lebih berupa pelatihan internal (89,6%) atau seminar/workshop
(67,2%) dibanding memberikan bea siswa misalnya; c) cakupan pekerjaan yang
sebagian besar berada pada level “operator” dalam bentuk pemeliharaan data dan
aplikasi (82,1%) atau pelatihan pada pemakai (79,1%), walaupun ada juga yang
sampai pada level “analis” seperti perancangan aplikasi (68,7%); d) tidak
adanya perlakuan khusus (47,8%) baik dalam bentuk insentif maupun jenjang
karir.
Sebagian
besar departemen/institusi mengharapkan adanya kebijakan yang mengatur struktur
dan jenjang karir SDM di bidang teknologi informasi (84,1%) dan juga kebijakan
untuk pendidikan teknologi informasi berupa sertifikasi dan akreditasi (59,4%)
dalam kebijakan nasional dalam bidang teknologi informasi Menurut Budi Raharjo
(PPAU Mikroelektronika ITB) dalam tulisannya Peningkatan Literasi Komputer dan
Pemanfaatan Telematika di Lingkungan Pemerintah Daerah mengungkapkan : Masih
banyak kendala yang dihadapi dalam rangka mengimplementasikan atau
mengaplikasikan Teknologi Informasi pada Pemerintahan Daerah.
Salah
satu kendala utama yang ada di Indonesia adalah adanya keterbukaan atau
transparansi. Tanpa adanya komitmen dari Pemerintah, maka penggunaan Teknologi
Informasi akan menjadi sia-sia. Kendala lain yang dihadapi oleh Pemerintah
Daerah adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) setempat yang dapat mendukung
kegiatan bisnis, ekonomi, dan Pemerintahan Daerah. Masalah ini menjadi sensitif
jika dikaitkan dengan masalah seputar prioritas terhadap “putra daerah”.
Penerapan Teknologi Informasi dapat membantu Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan kemampuan putra daerah dengan kemudahan mendapatkan informasi dari
mana saja di seluruh dunia. Sebagian bantuan dan konsultasi dapat dilakukan
melalui Internet tanpa perlu mendatangkan konsultan asing. Jika dilihat dari
sudut pandang ini, maka penerapan Teknologi Informasi secara politis menjadi
sangat penting.
Kesimpulan
a)
secara general
faktor penting yang mempengaruhi implementasi teknologi informasi secara
optimal adalah : budaya, kondisi negara, Infrastruktur dan Sumber Daya
Manusia
b)
Ketersediaan SDM
dalam bidang teknologi informasi tampaknya menjadi kendala utama yang dihadapi
oleh sebagian besar departemen/institusi pemerintah
c)
Masih banyak
kendala yang dihadapi dalam rangka mengimplementasikan atau mengaplikasikan
Teknologi Informasi pada Pemerintahan Daerah. Salah satu kendala utama yang ada
di Indonesia adalah adanya keterbukaan atau transparansi
d)
Implementasi
Teknologi Informasi bukan sekedar masalah kecanggihan teknologi atau kemampuan
mengalokasikan dana besar, melainkan lebih kepada bagaimana menyiapkan nonteknis
dan non keuangan
e)
Kendala
penerapan Teknologi Informasi di Indonesia Tidak siap-nya Sumber Daya Manusia
di Indonesia untuk mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi Budaya
Organisasi dan Budaya Kerja
3.
Keuntungan dan Kerugian Teknologi Sistem Informasi
Penerapan teknologi sistem informasi dalam kehidupan
sehari-hari juga memiliki keuntungan dan kerugian juga, berikut ini adalah
keuntungan dan kerugian teknologi sistem informasi :
1. Keuntungan Teknologi Sistem Informasi
a)
Internet sebagai media komunikasi
Ini adalah fungsi internet yang paling banyak digunakan,
dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya
dari seluruh dunia.
b)
Media pertukaran data dengan cepat
Internet dapat digunakan untuk media pertukaran, seperti
dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan
situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar
informasi dengan cepat dan murah.
c)
Media untuk mencari informasi
Perkembangan internet yang pesat telah menjadikan www
sebagai salah satu media untuk mencari informasi yang penting dan akurat.
d)
Kemudahan memperoleh informasi
Dengan adanya internet, kita dapat mengetahui informasi apa
saja yang sedang terjadi.
e)
Internet sebagai media untuk Pendidikan
Internet dewasa ini telah digunakan sebagai media dalam
transformasi ilmu, sekarang banyak sekali lembaga pendidikan yang memanfaatkan
internet sebagai media pembelajaran melalui E-Learning dsb.
f)
Melakukan efisiensi biaya
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa internet dapt digunakan
untuk melakukan efisiensi biaya, bayangkan saja dengan internet kita dapat
berkomunikasi dengan rekan, keluarga dsb, dengan biaya yang murah Selain itu,
sekarang ini banyak sekali pengusaha yang memanfaatkan internet untuk
mempromosikan produknya melalui website yang mereka bangun dengan biaya yang
murah.
g)
Kemudahan bertransaksi dan berbisnis
Dengan adanya E-Commerce, para penjual dan pembeli barang
tidak perlu pergi jauh menuju tempat penawaran/penjualan.
2. Kerugian Teknologi Sistem Informasi
a. Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan
pornografi memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang
dimiliki internet, pornografi pun merajalela.
b. Penipuan
Penipuan memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak
luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini
atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi
tersebut.
c. Computer
addiction
Riset menemukan bahwa beberapa organisasi mengalami dampak
negatif sebagai akibat dari kecanduan akan games off-line, yang memang
rata-rata banyak di-install dalam komputer.
d. Violence
and Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi
bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs
menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya
dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
e. Carding
Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja
dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam
dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan
dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi
adanya transaksi (yang menggunakan kartu kredit) on-line dan mencatat kode
kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka
dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
f. Net
gaming
Yaitu sejenis kecanduan karena judi, bermain game,
berbelanja dan kegiatan jual beli saham melalui internet yang mengganggu
pekerjaan dan atau mengakibatkan terjadinya utang. (Eyang Ageng
Sastranegara)
Komentar
Posting Komentar